Ada beberapa faktor penyebab persaingan antara saudara atau Sibling Rivarly yaitu :
1. evolving needs atau perubahan kebutuhan anak-anak. Di mana kecemasan dan identitas mempengaruhi bagaimana mereka berhubungan satu sama lain.
2. individual temperament. Dalam hal ini termasuk suasana hati, kemampuan beradaptasi dan kepribadian anak-anak untuk memainkan peran besar dalam pergaulan. Sebagai contoh, jika seorang anak memiliki karakter anak yang santai sedangkan saudaranya memiliki karakter mudah marah atau sensitif, hal ini mungkin dapat menyebabkan pertengkaran saudara.
3. special needs atau sick kids yaitu anak berkebutuhan khusus atau memiliki masalah emosional memerlukan lebih banyak waktu orangtua. Hal ini membuat saudara-saudaranya melihatnya sebagai perbedaan sikap orang tua, sehingga mereka melakukan beberapa perlakuan sebagai bentuk upaya untuk mendapatkan perhatian orang tua.
4. role models yaitu cara orang tua mengatasi masalah dan pertengkaran memberikan contoh yang kuat pada anak-anak.
Ketika orang tua berkonflik dan memberikan contoh penyelesaian secara baik-baik dan tidak agresif, hal ini menjadi contoh yang akan ditiru anak-anak ketika mereka mengalami masalah satu sama lain.
Jika anak-anak melihat sikap orang tua yang secara rutin berteriak, membanting pintu, dan membantah dengan suara keras ketika menghadapi masalah, maka mereka cenderung untuk menirukan sikap orang tuanya tersebut.
Ada banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai orang tua untuk membantu anak-anak untuk bergaul lebih baik dan menyelesaikan suatu konflik dengan cara yang positif.
Dirumah kami, Sibling Rivarly juga tak terhindarkan dan ikut mewarnai suasana hari-hari kami. Memiliki 3 balita dengan jarak berdekatan, bukan hal yang mudah bisa terelak dari Sibling Rivarly ini. Ada saja hal-hal yang menyebabkan percekcokan diantara Abang beradik itu, Si bungsu dan sitengah. Walaupun sudah sering diingatkan dan difahamkan, tapi ini selalu berulang. Hiks
Seperti hari ini, hal sederhana saja bisa berujung perdebatan diantara mereka. Setelah membuat seisi rumah berantakan dengan hasil eksperimen mereka, mereka berebut untuk siapa yang harus bertanggungjawab. Uniknya bukan karena saling lempar tanggung jawab seperti sesebapak di negeri sebelah ya, wkwk, tapi berebut untuk bertanggung jawab. Haha...karena biasanya yang bertanggungjawab akan dapat apresiasi dari emak 😁.
Biasanya kalau udah seperti ini, emak ambil alih daripada kasusnya jadi heboh. Emak langsung turun tangan jika ada yang ngadu. Tapi, sekarang Emak baru sadar, ternyata tindakan seperti ini salah, anak bisa jadi kecanduan ngadu. Ini ilmu yang baru emak dapat dari kuliah online bersama psikolog dan pakar parenting Safithrie Sutrisno.
Karena fresh from oven, emak pun segera praktikan ilmu ini. Ketika si kecil ngadu, kalau dia mau nyapu tapi gak boleh sama Abang. Emak cukup bilang: " terimakasih ya nak sudah kasih tahu ummi. " Si anak bengong, koq ummi gak bantu sih, malah bilang terimakasih. Biasanya dengan segera memanggil abang. Barangkali itu yang ada dipikirannya. Hihi
Setelah beberapa kali mengadu dan jawaban emak tetap sama dan tidak minta siabang mengalah, akhirnya Ammar tantrum. Whuaa...emak pun harus menyiapkan telinga untuk mendengar tangisannya dan hati yang tegar untuk tidak luluh. Derita emak ini mah, tapi demi kebaikanmu dimasa depan, emak harus kuat dan tega nak. Emak mendekati Ammar, mencoba berdialog.
Ummi : "Ammar marah ya karena ummi gak mau bantu?'
Ammar : "whuaaaaa" (Nangisnya makin kuencengggg)
Ummi : "Ammar masih mau nangis? Yaudah nangis aja dulu ya. Kalau udah tenang, datang ke ummi lagi ya"
Ammar : "Whuaaaa" (Masih kenceng juga)
Emak berusaha tega walaupun si anak nangis kencang, gak lama Ammar datang masih dengan tangisan yang kenceng abis, tapi sambil ngomong "peluk, peluk". Nah, ini saatnya dia udah capek. Haha
Emak pun memeluk erat berusaha menenangkannya. Setelah tenang, emak ajak dia dialog lagi.
Ummi : "Ammar, kenapa nangis ? "
Ammar : "Ammar mau nyapu, Abang gak kasih"
Ummi : " Coba minta baik-baik sama Abang. Gantian."
Ammar :"Ummi aja" (mulai mau nangis lagi)
Ummi : "Abang baik koq, coba minta baik-baik Sam Abang"
Ammar : "Ummi aja" masih Keukeh agar ummi yang selesaikan masalahnya.
Ummi : "Ammar pintar kan. Kita belajar selesaikan sendiri dulu ya. Ammar bisa"
Ammar : "Ummi temenin"
Baiklah karena ini tahap awal melatih, ummi menurunkan level dulu.
Ummi : Yaudah, ayo ummi temenin"
Sampai didekat abangnya, si anak malah diam. Ummi : "Ayo sampaikan keinginan Ammar sama Abang".
Ammar : "Ammar mau nyapu..Whuaaaa" Haha..nangis lagi
Zaid : "Bicara yang baik dulu , kalau nggak Ayid gak kasih" wkwk.. si sulung sukses mencopy gaya emak selama ini. Hadeuhh
Ammar : masih sambil menangis " Ammar mau nyapuuuu"
Zaid : "Diam dulu, minta baik-baik" Copy paste dari emak lagi
Ammar : Berusaha untuk tidak menangis lagi, dan kembali mengucapkan "Ammar mau nyapu"
Akhirnya si Abg pun memberikan sapu ke sang adik walaupun sepertinya setengah hati. Fiuhhh,, Alhamdulillah. Walaupun penuh drama dan lama, kasus hari ini selesai. Setidaknya hari ini anak-anak belajar untuk berusaha menyelesaikan masalahnya sendiri dulu, tidak sedikit-dikit ngadu, tidak jadi tukang adu, apalagi adu domba, bahaya Mak.
Dan tadi sebelum tidur, emak berusaha sounding kembali dan review kejadian tadi siang. Emak mencoba memahamkan mereka bahwa emak bukan tidak mau bantu, tapi emak mau agar mereka berusaha menyelesaikan masalah sendiri.
"Ummi tidak akan selamanya ada sama kalian. Bisa jadi ummi duluan meninggal, ummi gak mau anak-anak ummi ketergantungan sama ummi, kalau butuh bantuan minta sama Allah ya neuk. Allah selalu ada. "
Kalau sudah bicara soal meninggal, anak-anak pasti langsung mewek dan sedih.
" Ummi pengen anak-anak ummi saling sayang, saling bantu,, tidak suka berantem. Abg sayang sama Ammar?
Zaid : "Sayang"
Ummi : "Ammar sayang sama abg?"
Ammar : "Sayang"
Ummi : " "Alhamdulillah, ummi senang anak ummi saling sayang. Yuk pelukan"
Alhamdulillah. Kisah hari ini berakhir dengan manis. Walaupun besok emak harus siap-siap dengan drama lainnya
PR untuk menyelesaikan tantangan Sibling Rivarly dikeluarga kami masih perlu waktu dan latihan lagi. Kita belajar dan sama2 berusaha ya sayang . Emak tahu kalian saling menyayangi, hanya karena otak kalian belum sempurna dalam berlogika saja sehingga hal ini masih sering berulang. Semangat anak-anakku sayang 😊
wah ilmu parenting keren nih
BalasHapussibling rivalry, mungkin ya kak, maksudnya..
BalasHapusduh, baca ini kok kayaknya susah ya jadi orang tua. harus pinter-pinter cari cara untuk membentuk pribadi anak. apalagi di usia balita begitu..
cara pendidikan yang edukatif dan pemberian materi harus dibuat secara sederhana mungkin
BalasHapusdikarenakan anak kecil banyak bermain
dari tulisan ini aku mendapatkan banyak hal yang menarik
terima kasih kakak