Jumat

Komunikasi Produktif #7

Banyak yang nanya, "punya anak2 dengan usia berdekatan, kecil-kecil dan laki-laki semua lagi, rumah sering heboh gak mbak?"






Haha..dapat pertanyaan begini emak seringnya tersenyum penuh arti. Bukan sering lagi kalau ditanya heboh, tapi emang selalu heboh. 
Dirumah kami, rumah sepi dan tenang hanya saat malam hari ketika anak2 tidur saja.
Ada saja kehebohan yang mereka lakukan ketika dirumah. Selama itu tidak membahayakan dan mereka mau bertanggung jawab setelah melakukan kehebohan, silahkan saja. Emak gak bakalan ngelarang. Kecuali, kalau di tempat umum, emak bakalan negur jika mereka membuat kegaduhan jika itu bisa menganggu ketenangan dan kenyamanan orang lain. Misalnya di Mesjid, Rumah Sakit, Rumah makan, atau tempat umum lainya.

Kalau ditanya mereka lebih sering akur atau berantem? Sering mana ya?haha...kalau direnungi, sebenarnya mereka lebih sering akur daripada berantem. Mereka akan sangat kompak dalam melakukan projek bersama. Tetapi kalau udah berantem dan rebutan, rumah akan lebih heboh dari biasanya. Seperti hari ini , tiba2 Si Adek ngadu sambil setengah menangis ketika emak sedang nyusui Baby Hamzah, "Mi, abg gak  mau gantian naik ayunannya, Bla..Bla..bla."
Penyakit suka ngadu ini harus segera emak atasi. Ternyata selama ini emak salah bersikap ketika anak-anak mengadu tentang sesuatu hal  persoalan dengan saudaranya . Ketika satu pihak ngadu, emak langsung panggil yang bersangkutan untuk melakukan permintaan pelapor. Ini menjadi pemicu tumbuh suburnya karakter suka mengadu dalam diri anak karena mereka menangkap bahwa cukup dengan mengadu suatu persoalan bisa segera terselesaikan dengan cepat. Ini juga PR besar emak yang harus konsisten pelan-pelan di perbaiki.

Kali ini, Ketika mendapat pengaduan seperti itu, emak berusaha tidak segera merespon saat itu juga aduan anak jika memang tidak urgent. Emak cuma menjawab singkat, "Terimakasih sayang udah menyampaikan ke ummi , Ammar mau main ya?"
"Iya"
" Ammar udah sampaikan sama Abang baik2 belum? "
"Tapi, abg gak mau gantian"

"Iya, coba sampaikan baik2 sama abg, Ammar juga mau main".

Setelan mengajak si adek pelan2 dan akhirnya dia mau juga menyampaikan ke abg dengan baik2, ternyata si Abang mau tukaran.

Walaupun lebih melelahkan dibandingkan dengan emak yang langsung turun tangan menyuruh gantian, tapi mereka bisa belajar banyak dari sini. Belajar menyelesaikan masalahnya sendiri dulu, belajar menyampaikan keinginan dan gagasan kepada pihak lain, belajar Komunikasi Produktif agar tujuan dari komunikator tercapai dan dipahami oleh lawan bicaranya.

Bukan hal yang mudah memang merubah kebiasaan dan karakter yang sudah terbentuk, tapi tidak ada kata tidak mungkin. Konsistensi ini yang dituntut. Alhamdulillah Pelan tapi pasti bisa lebih baik dan semakin baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

J8 : Temukan Buddy-mu

Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulilah memasuki pekan terakhir di kelas Ulat-Ulat. Banyak pengalaman dan ilmu baru selama hampir 2 bulan be...